Profil Vinicius Junior dan Biodata Bocah Ajaib dari Pinggiran Kota Rio de Janeiro yang Kena Rasis

KUNCI JAWABANKU – Berikut agama, profil Vinicius Junior dan biodata lengkapnya si bocah ajaib dari pinggiran kota Rio de Janeiro, yang mendapatkan Rasis di La Liga Spanyol. 

Vinicius Junior adalah seorang pesepakbola asal dari Brasil yang bermain untuk tim besar Eropa, Real Madrid. Vini merupakan nama panggilan bocah ajaib yang berasalnya dari pinggiran kota Rio de Janeiro, yaitu dari Sao Goncalo.

Vinicius sekarang ini bermain untuk Real Madrid, berbanding terbalik dengan tim yang ia sukai dalam game, yaitu FC Barcelona. Dalam Madrid, Vinicius menjadi seorang pemain andalan pelatih mereka sekarang ini, Carlo Ancelloti.

Namun, kini dia mendapatkan rasis dari para penggemar sepakbola di Spanyol. Terakhir ujaran rasisme ini didapatkannya saat Real Madrid bertanding dengan Valencia. 

Baca Juga: Profil dan Biodata Justinus Lhaksana: Agama, Umur, Karir, Instagram Coach Justin Pengamat Sepakbola

Kini La Liga sedang melakukan investigasi ujaran rasisme yang terjadi pada Vinicius Junior. Berikut profil dan biodata dari pemain sayap Real Madrid ini:

1. Profil Vinicius Junior

Vinicius Junior mempunyai nama lengkap yaitu Vinicius Jose Paixao de Oliveira Junior. Vini Jr lahir pada tanggal 12 Juli 2000, yang artinya ia berusia hampir menginjak 22 tahun.

Kecintaan Vinicius pada si kuli bundar diawali dari bermain futsal. Ketika ia berusia s 7 tahun, Vini didaftarkan dalam salah satu klub di Futsal terkenal Niteroi, selatan Sao Goncalo yaitu yang bernama Canto do Rio.

Baca Juga: Inilah Profil dan Biodata Wanda Hara, Fashion Stylist yang Menjadi Langganan Para Publik Figur

Tempat latihan futsal Vini bisa dicapai dengan perjalanan menggunakan feri singkat dari Rio de Janeiro. Pada mulanya, semua itu berjalan dengan baik sebab orang tuanya dapat membiayai putra mereka.

Akan tetapi, tak butuh waktu lama sebelum keuangan mereka menipis untuk keluarga Vinicius Junior. Oleh sebab itu sulit untuk membiayai putranya, dan pilihan pun harus ditetapkan,

Vinicius mesti tinggal bersama dengan pamannya, Ulysses di Piedade, di sebuah kota madya di Sao Paulo yang tempat latihannya lebih dekat. Di sana ia merasa nyaman serta menjadikan lapangan futsal untuk rumah keduanya.

Ketika bermain futsal, Vinicius pun menunjukkan bakat yang dapat menjadikannya dapat melebihi rekan setimnya serta menjadi pemain terbaik dalam kelompok umurya. Ia pun dianugerahi kaos yang bernomor 10 dan menjadi bintang dalam timnya.